Selama sembilan bulan saya menantikan kelahiran buah hati tercinta. Ya..sembilan bulan yang tidak mudah kulewati. Begitu banyak gejala dan hambatan dalam kehamilan pertama saya. Dari ketika baru menginjak usia kehamilan 2 bulan, dokter memvonis saya mempunyai miom dalam rahim. Saya diminta untuk bersabar dan banyak berdoa agar supaya janin dalam rahim saya dapat bertahan hidup melawan miom tersebut. Dokter memberitahu saya bahwa sekitar 20% penderita miom akan mengalami keguguran. Belum hati saya dapat menerima ini, dokter menambahkan kabar yang lebih membuat hati saya sakit, bila bayi ini berhasil bertahan dan lahir ke dunia, saya harus melakukan pengangkatan rahim saat itu juga. Itu artinya saya hanya bisa mempunyai satu anak saja. Ya Tuhan...begitu berat cobaan ini...
Saya kemudian mencari pendapat dokter yang berbeda. Dan syukurlah, ternyata dokter yang ini mengatakan bahwa saya tidak perlu melakukan pengangkatan rahim. Dokter memberikan obat penguat janin agar janin dapat bertahan sampai lahir. Belum genap 3 bulan kehamilan, suatu malam saya merasakan perut saya mengalami kesakitan yang teramat sangat. Suami saya kemudian membawaku ke UGD untuk dilakukan tindakan meredakan sakit di perut ini. Setelah menunggu dokter yang tidak kunjung datang selama 4 jam, saya mengalami pendarahan dan harus di opname. Ternyata Tuhan masih berkenan menitipkan janin ini kepadaku. Si mungil bertahan di rahim sampai kelahirannya. Selama kehamilan ini, saya terus bolak-balik ke dokter hanya dalam rentang waktu tidak sampai 2 minggu. Berbagai macam keluhan saya alami, dari mual muntah sampai muntah keluar darah segar yang banyak.
Apa daya bahwa saya tidak dapat beristirahat karena saat itu saya masih harus bekerja.
Tiba saat kelahiran. Dokter menyarankan untuk pembedahan lebih cepat karena jantung bayi saya sudah tidak begitu kuat. Begitu sang buah hati dikeluarkan, saya begitu bahagia. Tapi ternyata cobaan tidak berakhir sampai disitu. Bayi saya divonis mengalami kelainan. Disekujur badan bayi saya terdapat bercak merah seperti kelainan pembuluh darah yang oleh dokter divonis mengalami kelainan bawaan.
Seiring bertambahnya usia anak saya, di bulan ke 2, ia mulai menampakkan perbedaan pada anggota tubuhnya. Pipi, telinga, tangan, puting susu serta rambutnya terlihat tidak sama besar antara yang kiri dengan yang kanan. Dan bercak merah di tubuhnya juga tidak kunjung hilang.
Dokter spesialis anak di kotaku juga sudah kudatangi satu per satu dan tidak ada yang memberikan jawaban pasti alias hanya mengira2.
Setelah saya googling, ternyata anak saya mengalami syndrom yang persis dengan kelainan genetik "hemihipertropi".
Saya bingung kemana saya harus membawa anak saya untuk memperjelas kelainan pada tubuhnya.
Dalam waktu dekat, rencananta akan kubawa ke Malaysia untuk diperiksa. Semoga saja pada saat itu saya bisa mendapatkan jawaban yang pasti. Semoga.
Edit blog
Ditampilkan sebanyak : 376