Menghitung usia kehamilan bisa dilakukan dengan berbagai cara, entah itu dengan memanfaatkan rumus Naegele atau menggunakan hitungan mingguan, atau bahkan menggunakan aplikasi tertentu.
Hitungan ini nantinya akan menunjukkan berapa usia kandungan Ibu sehingga Ibu bisa mempersiapkan hal-hal yang diperlukan sesuai usia kehamilan.
Contohnya adalah pada trimester pertama, Ibu bisa memulai untuk menyeleksi jenis makanan yang nantinya akan berguna untuk Ibu dan janin.
Selain itu, Ibu juga bisa mempersiapkan diri kapan kira-kira buah hati akan terlahir. Nah, untuk mengetahuinya, mari coba perhatikan cara menghitungnya di bawah ini!
Menghitung Dengan Cara Klasik
Usia kehamilan seseorang bisa dihitung dan diperkirakan dengan tepat menggunakan cara klasik. Cara klasik ini menggunakan hitungan kalender yang mana melibatkan hitungan tanggal, bulan sampai tahunnya.
Normalnya, kalkulator menghitung usia kehamilan ini berlaku pada saat hari pertama haid terakhir di bulan tertentu. Contohnya siklus haid pertama di bulan Februari.
Perhitungan ini cukup akurat, dan biasanya digunakan oleh para dokter untuk memperkirakan kapan bayi akan terlahir ke dunia.
Dan Ibu juga bisa melakukannya dengan cara ini di rumah. Perhitungan ini menggunakan rumus Naegele yang cukup mudah difahami. Coba perhatikan rumusnya di sini.
- (x+7) – (y-3) – (z+1)
- (x+7) – (y+9) – (z)
Rumus tersebut digunakan berbeda, tergantung dari kapan hari pertama dari haid terakhir atau yang biasa dikenal dengan HPHT.
Untuk penjelasannya, (x) berarti tanggal, kemudian (y) berarti bulan, dan (z) berarti tahun. Dan untuk penggunaan rumus pertama ini disesuaikan jika HPHT terjadi pada bulan di atas 3 seperti april.
Sementara bila HPHT diketahui berada di bawah bulan ke 3 seperti januari, maka rumus kedualah yang akan bisa dimanfaatkan.
Dari kedua rumus ini, Ibu bisa mengetahui apakah Ibu memang hamil muda atau sudah menginjak hamil tua dengan persis.
Cara Menggunakan Rumus Naegele
Sebenarnya rumus tersebut sudah dijelaskan di atas, namun mungkin saja Ibu belum paham benar tentang bagaimana cara menerapkannya. Jadi, mari coba perhatikan contohnya di bawah ini.
Ibu diasumsikan mengetahui bahwa HPHT terjadi pada 20 juli 2015 kemarin. Ini berarti jika Ibu perlu menggunakan terapan rumus yang pertama yakni (x+7) – (y-3) – (z+1). Caranya?
Caranya tinggal memasukkan data dari HPHT tadi ke dalam rumus. Jadi seperti ini (20+7) jumlahnya 27 (tanggal), kemudian (7-3) jumlahnya 4 (april), dan (2015+1) jumlahnya 2016.
Ini berarti bahwa perkiraan tanggal dan bulan dimana buah hati Ibu lahir adalah pada tanggal 27 april 2016.
Begitupun sebaliknya jika Ibu mendapati HPHT di tanggal 2 februari 2016, maka cara mengetahuinya adalah dengan menggunakan rumus yang kedua, yakni (x+7) – (y+9) – (z).
Caranya juga sama, tinggal masukkan saja datanya seperti (2+7) jumlahnya 9, (2+9) jumlahnya 11, dan (2016) tanpa tambahan apapun. Jadi perkiraan lahir si buah hati adalah di tanggal 9 november 2016.
Sementara untuk mengetahu usia kehamilan, Ibu tinggal menambahkan bulan. Contohnya, HPHT di tanggal 2 februari 2016, maka usia kehamilan pertama jatuh pada tanggal 2 maret 2016.
Catatan penting dalam penggunaan rumus ini adalah rentan waktu kehamilan yang biasa diambil menggunakan plus minus 7 hari. Jadi, jika hitungan lahir jatuh pada 15 februari 2016, maka kemungkinan besar bayi akan lahir dalam rentan tanggal 8-22 februari 2016.
Demikianlah cara sederhana dan akurat untuk menghitung usia kehamilan Ibu. Namun bila Ibu ingin memastikannya, Ibu juga disarankan untuk melakukan pemeriksaan USG yang hasilnya lebih jelas dan akurat daripada cara manual menghitung usia kehamilan.
Ditampilkan sebanyak : 1214