Salam kenal, sembilan bulan lalu aku di percakan oleh Allah untuk menjadi seorang bunda dari bidadari kecil buah cinta kami yang kini kami beri nama Tsabitah Fathiyah Aqilah, Tsabitah artinya Orang yang selalu menegakkan kebenaran, Fathiyah merupakan Surat pembukaan dalam Al-Quran sedangkan Aqilah artinya berilmu. Kami berharap bahwa kelak buah hatiku menjadi orang yg selalu menenegakkan kebenaran. Menjelang kelahiranyya semua persaan menjadi satu, takut, sedih, senang, sakit, semuanya apalagi proses kelahiran Tsabih terbilang mudah. Hari Kamis, ya hari kamis tgl 18 Januari 2007. Pagi itu aku sedang bersih-bersih rumah mulai dari menyapu,mengepel, sampai pada akhirnya hendak mencuci horden sambil naik-naik kursi tinggi dengan perut gendutku, aku mulai merasakan mulas-mulas, istirahat sebentar, aku kecapeaan pikirku. ketika mulas itu hilang aku memutuskan untuk mengambil air wudhu dan segera solat, tak sedikitpun terbesit dalam pikiranku bahwa hari ini aku akan melahirkan. Saat itu aku bener-benar sendirian tanpa seseorang menemani. Betapa terkejutnya aku ketika kulihat darah segar dicelanaku, ada apa dengan aku? segera ku telpon mamaku dan belau berusaha menenangkanku. Aku kembali merebahkan diri sambil menunggu mamaku tiba, kuhitung waktu demi waktu, setiap 15 menit mulas itu muncul kembali. Pukul 3.30 akhirnya mamaku tiba dan segera membawaku ke RS sakit Hermina Depok. Jadi atau tidak ? tanya mama, he..he sebenarnya aku sudah masuk RS 2 kali, awal januari aku flek karena terlalu jauh jalan dan aku segera masuk RS karena aku pikir sudah waktunya, kutunggu sampai sore ternyata tak kunjung bertambah pembukaannnya, maka kuputuskan untuk pulang. Namun kali ini mulasnya serius mah, ujarku. Setelah masuk RS, rasa takutku semakin bertambah dengan melihat semua peralataan yg disiapkan oleh RS, teman-teman yang sekamar denganku, satu persatu merintih dengan berbagai rintihan ada yang mengangis, berteriak atupun menendang-nendak tempat tidur. Mah, aku takut tangisku. Terbayang olehku perjuangan mamah dalam melahirkan aku tanpa ditemani oleh siapapun. tak lama kemudian suamiku datang dengan wajah paniknya, lucu aku tertawa melihat ekspresi wajahnya. Mulas hebat kualamai namun dari pukul 4.00 - 6.00 pembukaan ku masih tertahan di 6. Suster segera memberi infus pulul 7.30 setelah berkonsultasi dengan dokter telebih dahulu. Akhirnya pumbakaan ku bertambah juga 7, 8 dan pada akhirnya tak bisa kuingat lagi, aku mengangis sambil menahan sakit, suamiku tak kuasa melihatku. aku memintanya keluar dan meminta mamaku menemani. Pikul 11.00 malam dokter tak kunjung tiba, rasa panikku semakin menjadi apalagi dorongan bayiku untuk mengedan semakin hebat. Plass.. ketubanku pecah dan rasa mulas itu semakin menghebat. Dokterku tiba pukul 11.30 dan segera memeriksa keadaan aku, pembukaan sudah lengkap posisi bagus, dan aku sudah siap untuk melahirkan. Edanan pertama diminta untuk menggunting karena lubangku terlalu kecil dan edanan kedua bayiki lahir dengan selamat. Hilang sudah rasa sakitku, haru dan bahagia yang teramat sangat kurasakan. Apalagi ketika kudengar suami mengazani buah hati kami. Lengkap sudah kebahagiaanku, kebahagiaan kami. Alhamdulillah, terimaksih Allah.
Edit blog
Ditampilkan sebanyak : 959