|
|
virus
selamat sore
jika seorang wanita mempunyai riwayat penyakit herves simpleks II , apakah saat ia mengandung sudah pasti dapat berefek pada kehamilannya walaupun penyakit tsb tidak kambuh saat masa kehamilan, mohon penjelasannya.. terimakasih 21 Mar 2017, 9:18
Dari : SunZain
|
Jawaban
Hi Bunda, Kami, dari Tim Helpdesk akan mencoba membantu menjawab pertanyaan Bunda dengan memberikan link kasus maupun artikel yang serupa dengan keluhan Bunda. Untuk kasus-kasus yang berhubungan dengan kegawatdaruratan (Emergensi) ataupun menyangkut keluhan fisik lain yang harus segera diobati, kami menyarankan untuk segera menghubungi dokter Anda.
Kutipan dari artikel yang berjudul " Vaksinasi Saat Perencanaan Kehamilan " :Sedia payung sebelum hujan. Itulah peribahasa yang mengungkapkan pentingnya sebuah perencanaan. Seperti misalnya perencanaan kehamilan. Sebelum hamil, Bunda perlu mempersiapkan ‘senjata’ untuk melindungi sang calon janin. Ada beberapa vaksin atau imunisasi yang perlu Bunda dapatkan setidaknya 6 bulan sebelum kehamilan terjadi. Tetapi tentu saja tidak semua jenis vaksin harus diberikan. Nah, vaksin apa sajakah yang dianjurkan?
1.Measles, Mumps, Rubella (MMR) Bila wanita hamil terinfeksi Rubella atau biasa dikenal dengan Campak Jerman, peluang janin keguguran cukup tinggi, yakni 50%. Tidak heran, para ahli menyatakan vaksin MMR ini penting untuk mencegah terjadinya keguguran. Bukan hanya itu, vaksin ini dapat menghindari janin dari resiko Congenital Rubella Syndrome yang mengakibatkan tuli, keterbelakangan mental, kelainan jantung bawaan, dll. Sebaiknya vaksin MMR didapat 3 bulan sebelum kehamilan.
2.Varisella Vaksin Varisella (Cacar Air) diberikan minimal satu bulan sebelum kehamilan. Vaksin ini berbahan virus aktif, sehingga tidak dapat dipastikan keamanannya pada janin bila diberikan pada saat hamil. Vaksin ini memiliki efek samping walaupun tidak selalu terjadi. Efek samping yang sering ditemukan seperti demam, nyeri, kemerahan, ruam hingga ada benjolan kecil pada bekas suntikan yang bisa bertahan hingga 3 minggu.
3.Pneumokokus Dengan memberikan vaksin Pneumokokus sebelum hamil, janin akan terhindar dari resiko terinfeksi yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus Pneumoniae. Bakteri ini dapat menimbulkan penyakit Pneumonia dan Meningitis. Belum ada penelitian yang menyimpulkan bahwa pemberian vaksin ini pada Bunda hamil trimester pertama akan mempengaruhi pertumbuhan janin.
4.Hepatitis A Seperti vaksin-vaksin di atas, vaksin ini juga berbahan aktif yang sebaik dihindari diberikan pada Bunda hamil. Beberapa wanita mengalami nyeri, kemerahan pada bekas suntikan, sakit kepala dan pegal-pegal. Bunda perlu mendapatkan vaksin ini terutama bila memiliki kelainan hati, hidup di lingkungan orang yang terinfeksi Hepatitis A.
Selain keempat vaksin di atas, masih ada beberapa vaksin yang mungkin perlu Bunda dapatkan. Vaksin-vaksin lain yang dimaksud seperti Hepatitis B, Difteri, Pertusis dan Tetanus (DPT), Influenza, Herpes, HIV, Pertusis., dll. Tetapi Bunda tidak perlu mendapatkan semua jenis vaksin ini. Tergantung dari seberapa tinggi resiko Bunda tertular penyakit tersebut. Apakah Bunda cukup sering bersentuhan dengan orang-orang yang terinfeksi virus tersebut. Bila tidak, Bunda boleh melewatinya. Tips : Memang belum ada penelitian yang menyatakan langsung vaksin-vaksin di atas berbahaya untuk Bunda hamil. Tetapi alangkah baiknya bila vaksin-vaksin ini didapatkan saat merencanakan kehamilan.
Berikut ini jawaban Dokter pada kasus serupa yang pernah di tanyakan oleh Bunda " pratama cahya " dengan judul pertanyaan " Infeksi Virus Herpes saat hamil " pada Tanya Dokter:Dok saya ingin bertanya, 3 hari yang lalu dileher sebelah kanan saya muncul bintik2 kaya cacar air dan pas saya kedokter, dokter bilang itu virus herpes. Apakah virus herpes berbahaya bagi janin dok? Terimakasih sebelumnya dokt dan mohon dijawab:) dr. Tanti menjawab Dear Bunda, Periksakan masalah kesehatan kulit Bunda pada dokter untuk pengobatan yang tepat. Herpes genital yang terjadi di daerah genital (pada umumnya di sebabkan oleh virus HSV-2) dapat memberikan resiko penularan pada bayi yang akan dilahirkan nantinya, juga adanya resiko kegugurann. Namun pada umumnya herpes facialis yang terjadi disebabkan oleh HSV-1 yang terjadi pada daerah wajah dan resiko penularan pada janin tidak sebesar pada herpes genital. Dengan pengobatan yang tepat, herpes akan dapat sembuh dan kembali dalam keadaan tidak aktif (walaupun dapat kumat kembali karena virus bersembunyi di dalam syaraf).
Link yang disarankan :
Jenis : Artikel
|
Jenis : Tanya Dokter
|
Jenis : Tanya Dokter
|
Jenis : Artikel
|
Jenis : Artikel
|
Jenis : Tanya Dokter
|
Jenis : Tanya Dokter
|
Jenis : Tanya Dokter
|
Jenis : Artikel
|
Jenis : Tanya Dokter
|
Wa : 0815 1708 4333
|