Hai Bunda, Berkaitan dengan pertanyaan bunda, bunda dapat berkonsultasi dengan dokter live chat pada link :
http://www.infobunda.com/pages/chat/chat.php yang diadakan setiap hari kamis jam 14.00 - 17.00 WIB, tetapi juga bunda akan menemukan beberapa informasi lainnya yang kami sarankan di bawah ini.
Dalam artikel yang saya temukan:
Kontrasepsi ini umumnya digunakan oleh mereka yang benar-benar tidak menginginkan anak lagi, dengan batasan usia tertentu (di atas 40 tahun) atau sesuai anjuran dokter.
Kontrasepsi ini Berupa vasektomi dan tubektomi, yang secara awam dapat diartikan sebagai pengikatan saluran sperma dan indung telur. Dengan memakai teknologi terkini, proses jalannya operasi (operasi kecil) vasektomi/ tubektomi hanya memakan waktu tak lebih dari 10 menit. Pasien bisa langsung pulang.
Meski dengan ditemukannya sistem rekanalisasi (dibukanya ikatan pada saluran sperma atau indung telur), dunia medis belum begitu yakin kesuburan akan dapat pulih kembali. Karena itu, mereka yang menjatuhkan pilihan untuk menggunakan cara KB ini akan menjalani proses konsultasi ketat.
Kembali lagi, untuk dapat menentukan jenis kontrasepsi yang tepat untuk bunda dan pasangan, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter terkait.
Infobunda :
http://www.infobunda.com/artikel/143-MEMILIH-KONTRASEPSI.html#ixzz2i4IXW78fTubektomi
Tubektomi atau ligasi tuba adalah prosedur pembedahan dimana saluran telur (tuba falopii) wanita yang menghubungkan antara ovarium dan rahim diblokir, diikat atau dipotong, tergantung teknik operasi yang dipilih. Ada beberapa metode tubektomi, namun yang paling umum digunakan adalah teknik pomeroy, metode ini pertama kali diperkenalkan oleh Dr Ralph Pomeroy. Prosedurnya dengan mengikat simpul di tuba falopii, bagian yang diikat tersebut kemudian diangkat melalui operasi.
Kontrasepsi tubektomi tidak memiliki pengaruh pada siklus menstruasi, karena ovarium yang memiliki peran dalam pengaturan siklus hormonal dalam tubuh Bunda tidak ikut terlibat. Begitupun dengan resiko menopause dini tidak ada kaitannya dengan kontrasepsi ini.
Resiko komplikasi pada tubektomi adalah kehamilan ektopik atau kehamilan tuba, namun kasus ini jarang terjadi. Hormon dan gairah seks juga tidak berubah setelah melakukan tubektomi. Bahkan beberapa pasangan secara seksual menjadi lebih bergairah karena tidak lagi takut dengan kehamilan yang tidak direncanakan.
Infobunda :
http://www.infobunda.com/artikel/433-Mengenal-si-Kontrasepsi-Mantap.html#ixzz2i4IhkF9CPada kasus sebelumnya dokter kami mengatakan:
Bila pada persalinan kali ini Anda dapat melaluinya dengan persalinan normal maka itu akan lebih baik bagi anda dan bayi Anda.
Persalinan Caesar sebaiknya dilakukan apabila ada penyulit pada persalinan Anda sehingga tidak dapat dilakukan persalinan normal.
Untuk melakukan metode KB steril (tubektomi) dapat dilakukan dengan operasi laparoscopy yaitu dengan sayatan kecil dan menggunakan peralatan seperti teropong dalam pengikatan saluran tuba. Operasi ini tidak memerlukan waktu lama untuk pemulihan.
Infobunda :
http://www.infobunda.com/dokter/1556-Ingin-steril-setelah-melahirkan-apakah-harus-caesar.html#ixzz2i4INyMxMPelaksanaan KB steril pada wanita disebut tubektomi. Metodenya adalah dengan mengikat saluran tuba falopii agar sel telur tidak dapat bertemu dengan sperma. Secara teori, ikatan pada tuba dapat dibuka kembali dan saluran tersebut dapat digunakan kembali untuk transportasi sel telur menuju rahim. Namun , terkadang pada saluran tersebut terjadi perlengketan karena pengikatan tersebut dan tak dapat menyalurkan sel telur ke dalam rahim sehingga tidak dapat terjadi kehamilan kembali. Sebaiknya anda berdiskusi dengan suami anda dan juga dokter anda secara matang mengenai metode KB ini.
Infobunda :
http://www.infobunda.com/dokter/1451-Dampak-buruk-KB-Steril.html#ixzz2i4IuhGQN