Kenapa terjadi gumoh ?
Spingter lambung bayi belum sempurna
Pada bayi klep lambung ini belum sempurna sehingga kurang dapat menahan cairan yang telah masuk ke lambung.
Bayi belum dapat mengontrol jumlah cairan yang masuk ke lambung
Kapasitas lambung bayi amatlah terbatas, jika ASI yang masuk terlalu banyak otomatis tidak dapat tertampung, sehingga akan dimuntahkan. Pada beberapa bayi yang memiliki nafsu makan tinggi akan lebih sering mengalami gumoh.
Gerak bayi terlalu aktif
Gerak yang terlalu banyak dapat meningkatkan tekanan pada lambung bayi, sehingga merangsang untuk mengeluarkan isinya.
Posisi menyusui yang salah
ASI yang masuk mulut bayi akan mencari posisi terendah, posisi menyusui sambil tiduran membuat ASI lebih sulit menuju lambung, sehingga tertahan diluar. oleh karena itu ketika bayi bergerak atau menangis akan mudah terjadi gumoh
Bayi kembung
Lambung bayi terisi oleh udara, sehingga cairan yang masuk mudah terdesak keluar.
Pemakaian gurita yang terlalu ketat
Pemakaian gurita yang terlalu ketat dapat menghambat mengembangnya lambung, sehingga menurunkan daya tampung lambung. Selain itu pemakaian gurita membuat organ pernafasan dan pencernaan kurang berkembang maksimal.
Intoleransi susu formula
Bayi tidak dapat mencerna laktosa yang dikandung susu formula, sehingga terjadi reflek muntah setiap kali minum.
Pemberian makanan pendamping ASI tertalu dini (< 6 bulan)
Pencernaan belum siap menerima makanan padat, sehingga rentan terjadi perlukaan lambung, usus dan diare
Cacat bawaan
Baik cacat pada mulut maupun pencernaan bagian dalam, yang menyebabkan bayi tidak mampu menelan atau mencerna makanan
Mencegah terjadinya gumoh
Pencegahan dan penanganan gumoh tergantung pada penyebabnya, namun ada beberapa hal yang harus diperhatikan.
Berikan ASI saja sampai 6 bulan (ASI eksklusif)
Pemberian makanan tambahan dibawah 6 bulan memperbesar resiko alergi, diare, obesitas serta mulut dan lidah bayi masih dirancang untuk menghisap, bukan menelan makanan.
Posisi menyusui yang benar
Yaitu dengan dipangku, kepala bayi disangga dengan siku badan disangga dengan tangan ibu, sebagian besar aerola masuk ke mulut bayi (mencegah udara ikut masuk), perut ibu menempel perut bayi.
Sendawakan bayi setelah menyusui
Untuk mencegah kembung. Caranya posisikan bayi tegak menghadap dada ibu, sangga kepala dengan tangan, tepuk-tepuk ringan punggung bayi hingga bersendawa. Atau tengkurapkan bayi.
Beri bayi ASI sedikit-sedikit tetapi sering (minimal 2 jam sekali), jangan langsung banyak.
Jangan memakaikan gurita tertalu ketat
Posisikan bayi tegak beberapa lama (15-30 menit) setelah menyusu
Tinggikan posisi kepala dan dada bayi saat tidur
Jangan mengajak bayi banyak bergerak sesaat setelah menyusu
Jika gumoh di sebabkan oleh kelainan atau cacat bawaan segera bawa ke petugas medis agar mendapat penanganan yang tepat sedini mungkin
Jika terjadi gumoh ?
Bersikaplah tenang,
Segera miringkan badan bayi agar cairan tidak masuk ke paru-paru (jangan mengangkat bayi yang sedang gumoh, karena beresiko cairan masuk ke paru-paru)
Bersihkan segera sisa gumoh dengan tissue atau lap basah hingga bersih pastikan lipatan leher bersih agar tidak menjadi sarang kuman dan jamur
Jika gumoh keluar lewat hidung, cukup bersihkan dengan cotton bud, jangan menyedot dengan mulut karena akan menyakiti bayi dan rentan menularkan virus.
Tunggu beberapa saat jika ingin memberi ASI lagi
Waspada jika ?
Cairan yang keluar lebih banyak dari pada yang masuk
Muntah disertai diare
Terdapat tanda-tanda dehidrasi (kekurangan cairan)
Bayi lemas, ubun-ubun cekung, mata cekung, pipis kurang dari 6 kali sehari, kulit lembek, demam, menangis merintih atau tidak menangis, bayi tidak sadar.
Muntah berwarna hijau, coklat, atau bercampur darah
Bayi sangat rewel
Gumoh berangsur angsur akan hilang seiring bertambah sempurnanya sistem pencernaan bayi. Kebanyakan di usia 4-5bulan bayi sudah jarang gumoh bahkan tidak sama sekali. Tidak perlu khawatir, asal cairan yang masuk masih lebih banyak dari pada yang keluar.
semoga bermanfaat.
salam
putri a.k.a zach mom's