Bunda mungkin telah mendengar istilah pemeriksaan Histerosalpingografi (HSG) dan ada juga istilah yang disebut dengan peniupan tuba. Apakah sebenarnya maksuda dari kedua istilah tersebut ?
Histerosalpingografi (HSG) adalah pemeriksaan radiologi dengan cara memasukkan zat pewarna (zat kontras) ke dalam saluran tuba falopii untuk mengetahui apakah saluran tersebut dalam kondisi baik (paten). Dari pemeriksaaan tersebut, dapat diketahui bentuk serta kondisi rahim dan saluran telur ( tuba falopii) melalui hasil cetak pada lembar foto rontgen.
Sedangkan peniupan tuba atau pertubasi (hydrotubasi), yakni mengalirkan CO2 (karbondioksida/zat asam arang) atau cairan yang dimasukkan melalui leher rahim. Adapun cairan yang kerap digunakan adalah cairan yang mengandung antibiotik dan antiperadangan. Proses ini bertujuan untuk mengetahui paten atau tidaknya saluran telur yang ditentukan dengan cara mengukur tekanan gas sewaktu peniupan.
Kapankah perlu dilakukan pemeriksaan HSG?
Waktu yang tepat untuk melakukan pemeriksaan HSG yakni 2 sampai 5 hari setelah menstruasi yang bertujuan agar tidak mengganggu sel telur yang akan dilepaskan oleh indung telur serta pasien tidak dalam keadaan hamil. Karena dengan memasukkan cairan yang mengandung zat kontras ke dalam saluran telur dikhawatirkan dapat mempengaruhi kualitas telur.
Pada saat dilakukan pemeriksaan ini, dimungkinkan Bunda akan mengalami rasa nyeri. Oleh karena itu, sebagai antisipasi, biasanya dokter akan memberikan obat-obatan sebelum melakukan tindakan ini.
Hasil dari pemeriksaan tersebut dinyatakan normal apabila tidak terdapat sumbatan pada kedua tuba (tuba paten) serta bentuk rahim yang normal. Akan tetapi, jika hasil dari pemeriksaan tidak normal yang mungkin ditemukan adalah sumbatan pada tuba (non-paten tuba) atau kondisi lain misalnya tumor dan sebagainya.
Pemeriksaan HSG maupun Hydrotubasi kerap diusulkan oleh dokter kandungan untuk memeriksa kondisi organ reproduksi wanita sekaligus mendapatkan efek terapi. Karena dengan adanya cairan yang dimasukkan ke dalam saluran telur dapat memberikan daya dorong dan kemudian diharapkan mampu membuka sumbatan-sumbatan yang ada pada saluran tuba.
Selain itu, zat yang digunakan juga sekaligus berfungsi menghambat pertumbuhan kuman. Namun biasanya ini hanya berlaku untuk saluran telur yang mengalami perlekatan ringan.
Meski memiliki efek terapi, pemeriksaaan HSG maupun Hydrotubasi harus dilakukan berdasarkan indikasi. Untuk keterangan lebih lanjut mengenai pemeriksaan ini, sebaiknya pasangan suami istri yang memiliki masalah kesuburan berkonsultasi terlebih dahulu kepada dokter kandungan.