JURUS MENGATASI ANAK SULIT MAKAN
Hampir pasti, setiap orangtua selalu berupaya memberi makanan yang terbaik untuk putra putrinya, apalagi yang masih balita (bawah lima tahun). Bukankah makanan yang baik, kualitas maupun kuantitasnya, sangat dibutuhkan oleh balita untuk tumbuh kembang secara optimal?
Hanya saja kadangkala si anak sulit sekali melahap makanan yang disediakan untuknya. Orangtuapun ‘pusing’ dibuatnya.
Walau begitu, bukan berarti tak ada jalan keluar. Memang butuh kesabaran. Namun jika Anda punya kemauan kuat untuk mengatasi masalah ini, panduan dari ahli gizi Tuti Soenardi berikut ini mudah-mudahan bisa membantu.Mengapa anak menjadi sulit makan?
Seperti dijelaskan Tuti dalam seminar Mengatasi Masalah Makan pada Bayi dan Balita di Bentara Budaya, Jakarta, Ahad (25/3) lalu, kondisi sulit makan ternyata bukan semata-mata ‘kesalahan’ anak. Bahkan kerap kali, justru orangtualah yang membuat anaknya menjadi seperti itu.
Misalnya saja, orangtua tidak memperkenalkan aneka jenis bahan makanan pada si kecil sejak dini. Menurut Tuti, sejak usia satu tahun si kecil mestinya sudah diperkenalkan pada makanan keluarga yaitu makanan yang disiapkan untuk dikonsumsi seluruh anggota keluarga.
”Tapi tentunya, cara pengolahan untuk makanan si kecil perlu diperhatikan yakni tidak berbumbu tajam dan pedas, juga jenis makanannya harus lunak karena pencernaan balita belum sempurna.”
Menurut Tuti, jika pengenalan aneka jenis bahan makanan dilakukan sejak dini, maka saat si anak menginjak usia lebih besar, ia akan lebih mudah menerima variasi makanan keluarga. Tapi jika yang terjadi sebaliknya, maka bukan hal aneh jika si buah hati menjelma menjadi anak yang susah makan. ”Ia akan menolak karena bosan makan makanan yang itu-itu saja,” tutur wanita yang wajahnya kerap nongol di layar kaca membawakan acara bertema gizi ini.
Pemberian porsi susu yang berlebihan, menurut Tuti, juga bisa membuat anak susah makan. Mengapa? Sebab, ia sudah kenyang oleh susu.
Selain itu, makanan selingan yang berlebihan juga bisa menjadi penyebab anak sulit makan. Apalagi kalau selingan itu berujud makanan yang rasanya terlalu manis atau asin hingga si anak terangsang untuk terus-terusan minum. Akibatnya, si anak akan merasa kenyang sebelum mengkonsumsi makanan pokoknya.
Di luar itu semua, susah makan bisa juga disebabkan oleh adanya kelainan dalam organ tubuh, atau ada penyakit tertentu. ”Karena itu, ada baiknya dicheck ke dokter mengapa anak susah makan.”
Cara mengatasi
Mengetahui penyebab tanpa tahu cara mengatasinya tentu tidak afdol bukan? Karena itu, Tuti memberikan beberapa tips yang bisa dijadikan panduan oleh para orangtua untuk mengatasi perilaku sulit makan si anak. Tips itu adalah:
* Hadirkan suasana makan yang nyaman sehingga napsu makan anak bertambah. Penting juga, anak diberi pengertian tentang arti makanannya karena anak sudah bisa berimajinasi tentang apa yang dikatakan orangtua atau pengasuhnya.
* Jangan ragu untuk ‘menyertakan’ hal-hal yang disenangi sang anak. Misalnya, jika si anak suka musik atau nonton TV, maka tak ada salahnya si anak menikmati makanannya sembari mendengarkan musik atau nonton TV. ”Kalau perlu, hadirkan anak seusia anak Anda untuk menemaninya makan. Biasanya, jika si teman makan dengan lahap, anak Anda pun akan mengikuti apa yang dilakukan temannya.”
* Usahakan agar orangtua dan anak bisa makan bersama semeja makan. Dengan cara ini, si anak akan melihat lalu mengikuti apa yang dilakukan orangtuanya di meja makan. Dan bagi orangtua, hal ini juga bisa dijadikan kesempatan untuk mengajarkan cara makan yang baik.
* Perhatikan pemberian susu dan makanan selingan. Untuk balita, pemberian susu cukup dua gelas sehari. Begitu pun makanan selingan, jangan berlebihan.
* Khusus untuk ibu bekerja, disarankan untuk selalu mempersiapkan dan mengawasi apa yang diberikan untuk si balita, termasuk jenis bahan dan jumlahnya. Tulis pula urutan makanan yang mesti diberikan pada si kecil di tempat yang ’strategis’ dan gampang diingat oleh pengasuh, misalnya di pintu lemari es. Jangan lupa juga untuk selalu memantau perkembangan makanan balita Anda. Seandainya tidak mau makan, lekas beri petunjuk pada pengasuh untuk mengganti makanan yang lain. ”Timbang berat badan anak pada waktu-waktu tertentu untuk meyakinkan bahwa makannya dikonsumsi dengan baik.”
WiOnA