Penyakit asma atau TB paru pada anak
Penyakit asma atau TB paru pada anak |
Oleh :
|
|
Dok, anak saya baru 10bln, sudah seminggu ini tidurnya selalu resah karna batuk yg terus menerus.. lalu saya berikan obat batuk bayi berharap besok sudah mereda, malam kedua batuknya kambuh disertai muntah2 & badan panas,esok pagi sy ke dr spec. Anak & diberi obat & menganjurkan segera rongent stlh sembuh krn ada indikasi flek, malam harinya kambuh kembali dgn kejadian yg sma, krn ga tega melihat bdnnya lemas, saya pergi ke ugd agar di cek kondisinya apakah dia terkena asma, stlh dicek tdk ada indikasi asma & kami pulang kembali, esok pagi saya periksa ke spec. Anak dengan dr yg berbeda(dr pertama tdk praktek) dan diberi tindakan mantub & uap serta agar segera dirongent krn menuju flek, malam ke 4 kambuh kembali dgn ciri2 sama, ada yg menganjurkan bawa ke spec. Paru krn anaknya pernah mengalaminya, divonis flek oleh spec. Anak (minum obat 6 bln+3bln) krn merasa tdk ada perubahan dia konsul ke spec.paru dan penyakitnya asma bkn flek & dia dimarahi krn tubuh anaknya kurus & pendek, sore sy ke spec. Paru dan benar anak sy divonis asma alergi & hasil mantub negatif serta diberi obat asma, malam ke 5 kondisi anak sy lbh baikan dibanding mlm2 sbelumnya, esok paginya anak sy kambuh lg batuk2 disertai muntah, kmudian sy bawa ke dr sub Spec paru anak dan dia menjelaskan anak sy gejala asma hindari sgala pemicu asma& disarankan agar tdk perlu rongent krn percuma pasti hasilnya tb / flek & diberi obat serta hrs di uap, tp sampai saat ini blom ada perkembangan yg berarti krna batuk&muntah masih sering.
pertanyaan saya:
1. Anak sy asma / flek
2. Knapa diagnosa spec.anak & spec.paru berbeda serta anjuran rongent
3. Apa yg hrs sy lakukan bila anak saya batuk2 trus dan disetai muntah
4. Apakah penggunaan obat terus menerus dpt mempengaruhi tumbuh kembang anak
Saya berharap ada solusi terbaik dari doter, karna saya bingung krn anak blom sembuh, terima kasih. |
|
|
|
dr. Tanti menjawab |
|
|
Dear Bunda,
Untuk mendiagnosa adanya TB paru pada anak terdapat standart operasional tersendiri. Kebijakan mendiagnosa suatu penyakit dapat saja memiliki perbedaan metode di antara suatu daerah dengan daerah lainnya, di antara negara satu dengan negara lainnya, demikian pula di antara satu dokter dengan dokter lainnya. Namun, secara garis besar, metode untuk mendiagnosa suatu penyakit akan dilakukan berdasarkan etika dan guideline yang secara umum dan luastelah disepakati. Menurut anjuran dari Ikatan Dokter Anak Indonesia, dalam mendiagnosa TB paru pada anak adalah sebagai berikut:
-
- Diagnosis tuberkulosis (TB) pada anak didasarkan pada:
-
- Bukti atau kecurigaan adanya kontak dengan sumber infeksi TB, biasanya pasien TB dewasa dengan hasil basil tahan asam (BTA) positif.
-
- Gejala dan tanda klinis sugestif TB, termasuk penilaian seksama terhadap kurva tumbuh kembang anak.
-
- Uji tuberkulin positif.
-
- Gambaran radiologis sugestif ke arah TB.
-
-
-
-
- Uji tuberkulin penting dalam penegakan diagnosis TB pada anak. Sangat tidak direkomendasikan mendiagnosis TB hanya berdasarkan pemeriksaan radiologis.
-
-
-
Pemeriksaan Radiologis pada paru anak tidak dapat dijadikan dasar utama karena paru anak dapat menunjukkan gambaran perawanan/perkabutan pada paru layaknya pada orang dewasa, namun tidak khusus pada keadaan TB paru layaknya yang terjadi pada orang dewasa. Bila ada infeksi paru lainnya, dapat menunjukkan perawanan pada paru anak karena luas lapang paru anak yang tidak seluas lapang paru orang dewasa (pada orang dewasa TB paru menunjukkan perawanan pada daear puncak paru). Pada anak, TB paru dapat diduga dengan kuat ketika gambaran radiologis menunjukkan bercak milier pada lapang paru. Maka itu, diagnosis TB paru lebih ditekankan pada :
-
- Bukti atau kecurigaan adanya kontak dengan sumber infeksi TB, biasanya pasien TB dewasa dengan hasil basil tahan asam (BTA) positif.
-
- Gejala dan tanda klinis sugestif TB, termasuk penilaian seksama terhadap kurva tumbuh kembang anak.
-
- Uji tuberkulin positif.
-
- Gambaran radiologis sugestif ke arah TB.
-
-
-
Pada penyakit asma, tanda dan gejala hanya terjadi bila adanya serangan. Pada umumnya anak yang memiliki penyakit asma juga memiliki kecenderungan alergi terhadap alergen tertentu. Bila sang anak mengalami kontak dengan alergen tersebut, maka timbulah reaksi alergi yang dapat juga memicu timbulnya asma. Karena itu, anak yang memiliki keadaan asma tidak akan menunjukkan tanda dan gejala fisik khas penyakit asma bila tidak ada serangan asma (ketika sehat tidak akan tampak tanda dan gejala asma).
Bila anak Bunda sudah didiagnosa dengan penyakit asma, usahakan untuk menghindari bahan-bahan yang diduga dapat memicu asma dan alergi. pada umumnya bahan yang menyebabkan reaksi alergi adalah makanan yang berbahan seafood, telur, bahan-bahan kimia ataupun cuaca dan suhu yang juga dapat memicu timbulnya reaksi alergi dan asma.
Singkirkan bahan-bahan tersebut yang Bunda curigai menjadi penyebab reaksi alergi dan asma, ingat kembali sejak kapan dan sejak kontak dengan bahan apakah serangan batuk dan sesak mulai terjadi, hindari untuk sementara waktu dan lihat perubahan keadaan anak Bunda. Lakukan satu persatu diantara seluruh bahan yang dicurigai menjadi alergen, agar dapat lebih mudah mengamati keadaan anak Bunda.
Obat pada serangan asma pada umumnya hanya diberikan ketika serangan terjadi sampai beberapa hari meskipun serangan telah mereda dan sembuh. Namun, konsultasikan dan ikuti saran penggunaan obat-obatan pada dokter yang merawat anak Bunda. Tumbuh kembang anak tergantung dari banyak faktor seperti keadaan genetik, faktor gizi dan kemampuan tubuh mencerna asupan nutrisi tersebut. Berikan obat untuk membantu keadaan umum anak Bunda sesuai petunjuk dokter dan tidak lupa untuk melakukan pencegahan seperti menjaga kesehatan dan menjauhkan dari pemicu reaksi alergi dan asma pada anak Anda.
|
|
|
|
|
Bagaimana menurut Anda mengenai jawaban ini? Silahkan sampaikan komentar Anda.
Jika Anda tidak melihat kotak komentar silahkan refresh halaman
|