SITE STATUS
Jumlah Member :
253.413 member
user online :
3573 member
pageview's per day :
Over 100.000(!) page views
Kalkulator kesuburan
Masukan tanggal hari pertama bunda mengalami menstruasi

Blog -- Aku, Ibu Baru Yang (Pernah) Depresi Pasca Persalinan



Blog posted by

(0)

Aku, Ibu Baru Yang (Pernah) Depresi Pasca Persalinan


Blog posted on 22-05-2010
Kehamilan merupakan proses keajaiban Tuhan yang selalu saya nantikan, dan saat hari itu datang saya merasa sangat bahagia. Menjalani kehamilan bukan sesuatu yang sulit saya jalani karena dari dulu saya sangat menantikan untuk memiliki anak.



Di awal kehamilan, seperti kebanyakan ibu-ibu lainnya, morning sickness juga datang pada saya, tapi saya menjalaninya dengan tetap berpikir positif. Makanan pun mulai diatur, saya banyak makan sayur dan buah, susu ibu hamil pun saya minum teratur.



Memasuki trimester 2, alhamdulillah saya bisa menjalani ibadah puasa tanpa hambatan. Tapi memasuki usia kehamilan 6 bulan saya harus ditinggal suami untuk dinas ke luar negeri. Sedih rasanya, tapi mau bagaimana lagi, semua ini harus saya jalani.



Selama hamil, saya memeriksakan diri ke bidan dan beberapa kali ke dokter kandungan untuk USG. Saya memilih periksa ke bidan tersebut atas anjuran mama saya yang dulu juga melahirkan adik saya di bidan yang sama. Dan atas dasar pengalaman mama, saya akhirnya mau untuk periksa di bidan tersebut.



Alhamdulillah, kehamilan saya berjalan lancar sekali tanpa hambatan. Dari hasil USG pun dokter menyatakan tidak ada masalah, janin sehat, dan setiap bulan saat periksa di bidan saya bisa mendengar detak jantung bayi dalam kandungan sayav melalui USG suara.



Selama hamil saya selalu bersemangat dan ceria, tidak sabar untuk segera melihat seperti apa bayi saya nantinya. Rasanya senang setiap bertemu orang-orang mereka selalu memberikan saran dan pantangan untuk ibu hamil. Walaupun saya tidak terlalu percaya mitos, tapi saya hargai saran mereka sebagai tanda perhatian dari mereka.



Mulai trimester 3 usia kehamilan, senam hamil mulai digiatkan, saya juga banyak membaca dan berkonsultasi tentang persalinan. Saya ingin sekali bisa melahirkan normal, tapi sekaligus gugup dan khawatir menghadapinya. Akhirnya setelah mencari-cari, saya mendapatkan sumber bacaan mengenai hypnobirthing dan mulai berlatih sendiri di rumah.



Saat usia kehamilan 37 minggu, saya merasakan kontraksi ringan dan keluar flek. Jam 5:30 saya pergi ke bidan diantar orang tua saya. Setelah diperiksa ternyata saya baru pembukaan satu dan disarankan  pulang dulu. Karena jarak rumah dan bidan yang agak jauh, saya memutuskan untuk ke rumah mertua yang letaknya tidak begitu jauh dari bidan.



Di rumah saya mondar-mandir untuk mempercepat pembukaan. Saya juga sengaja sering buang air kecil karena kantung kemih yang kosong akan mempercepat proses pembukaan.



Sore hari saya datang lagi ke bidan. Ternyata sudah pembukaan dua, dan bidan menyuruh saya masuk kamar menunggu giliran disuntik (saya kurang tau suntikan apa yang saya terima). Di rumah bersalin tersebut memang ada beberapa bidan, tapu hanya ada satu bidan yang senior dan saat ada ibu hamil yang akan melahirkan pasti ditangani oleh bidan senior tersebut. Jadilah saya menunggu giliran.



Selama menunggu, saya mempraktekkan latihan hypnibirthing yang saya pelajari. Alhamdulillah selama 5 jam saya menunggu giliran untuk disuntik saya tidak merasakan sakit yang luar biasa, bahkan nyeri pinggang pun tidak. Setelah itu bidan memanggil saya untuk disuntik. Dan dalam bayangan saya, setelah disuntik pasti harus menunggu lagi sampai pembukaan lengkap, sama seperti ibu yang melahirkan sebelum saya.



Tapi setelah diperiksa oleh bidan, ternyata pembukaan saya sudah lengkap!

Tapi saya tetap mendapatkan suntikan. Hanya 10 menit berselang, lahirlah anak pertama saya, Xavier, dengan berat lahir 2,85 kg dan panjang 50 cm.

Rasanya bahagia luar biasa, akhirnya sekarang saya bisa memeluk bayi yang saya tunggu-tunggu selama 9 bulan dalam kandungan.



Tapi alangkah terkejutnya saya, saat Xavier lahir langsung ditimbang, dibersihkan, dan langsung dibawa ke ruang bayi oleh bidan.

Saya bahkan belum melihat wajah bayi mungil saya!

Tapi saya tidak bisa berkata apa-apa karena saya masih merasa lemas.



Yang lebih mengejutkan lagi, saya tidak boleh menyusui bayi saya. Perawat memberi tahu saya baru boleh duduk dan menyusui bayi saya setelah 24 jam!

Ya Allah...



Saya baru menyadari kesalahan saya,

kenapa dulu saya tidak berkonsultasi tentang IMD (inisiasi menyusu dini) dengan bidan saya?

padahal saya sangat ingin merasakan bayi saya dalam dekapan mencari puting susu untuk menyusui..



Akhirnya selama 24 jam itu Xavier diberi susu formula...



Dan setelah 24 jam, saya akhirnya bisa memeluk dan menyusui bayi saya.

Ternyata proses laktasi tidak semudah yang saya bayangkan, Xavier susah sekali menyusu.

Ternyata dia "bingung puting" karena terbiasa menggunakan dot.



Setelah 4 hari, karena orang tua saya masih ada kegiatan dan tidak mungkin membantu saya di rumah, saya pulang ke rumah mertua.



Disinilah semua depresi bermula.



Mertua saya ternyata tidak cekatan dan tidak tahu (atau mungkin lupa) bagaimana caranya mengurus bayi dan saya sehabis melahirkan.

Saat itu saya berjuang untuk menyusui Xavier yg masih tidak mau menyusu langsung. Segala macam cara sudah saya lakukan, memompa ASI, sampai menyambung puting dengan mpeng dot, tapi malah puting jadi luka dan cuma darah yang Xavier minum. Akhirnya saya hentikan dulu sampai puting sembuh dan Xavier minum susu formula.



Ketika itu saya merasa sangat depresi. Sedih, tidak bisa tidur, merasa sendiri, dan merasa telah gagal menjadi seorang ibu yang baik karena saya tidak bisa menyusui bayi saya.



Xavier hanya minum ASI selama 2 minggu karena ASI saya tidak keluar lagi. Mungkin karena tidak diminum langsung dan harus memakai alat-alat laktasi.



Saat itu saya merasa marah, tapi entah pada siapa. Diam-diam saya juga menyalahkan bidan yang tidak menerapkan IMD yang menyebabkan Xavier "bingung puting", dan semua orang yang saya rasa tidak membantu saya. Saat itu pikiran saya benar-benar kacau.



Saya merasa marah setiap ada orang yang bertanya, "Bayi nya minum ASI tidak?"

atau,

"Kenapa tidak ASI saja?"

atau,

"Kenapa tidak dicoba lagi?"



Semua pertanyaan itu hanya membuat saya semakin marah. Mereka tidak tahu seperti apa perjuangan saya yang sendirian ini untuk bisa menyusui Xavier. Mereka tidak berhak menilai saya sebagai ibu yang buruk hanya karena tidak menyusui bayi saya sendiri.



Apa saya takut akan pendapat negatif orang-orang karena saya tidak menyusui Xavier?

Ya.

Apa saya merasa bersalah karena Xavier hanya minum ASI selama 2 minggu?

Ya.

Apa saya merasa telah gagal menjadi seorang ibu?

Ya.



Yang jelas setelah melahirkan saya tidak bisa berpikir rasional, kadang saya merasa Xavier seperti bukan anak yang saya lahirkan dari rahim saya sendiri.

Saya merasa sangat tertekan. Ditambah suami yang sedang jauh dan pastinya sibuk dengan pekerjaannya sehingga tidak terlalu mengerti kondisi saya.



Akhirnya, pelan-pelan saya mulai menata perasaan saya lagi. Walaupun masih banyak orang yang sering menanyakan hal-hal yang membuat saya tertekan, tapi saya terus berkata pada diri saya sendiri bahwa saya bukan ibu yang buruk hanya karena tidak bisa menyusui Xavier, dan saya harus terus menjalani semuanya seperti biasanya sebelum saya melahirkan.



Setelah 3 bulan saya mulai pulih. Saya sudah tidak merasa tertekan, walau terkadang sedih itu datang juga, tapi saya sudah bisa mengatasinya.



Sekarang setelah 5 bulan melahirkan, saya mulai membuka diri, bahkan saya jadi lebih ceria daripada dulu. Saya juga menyempatkan diri bertemu teman-teman, sekedar saling curhat atau jalan-jalan, untuk menyegarkan kembali diri saya. Salah satu caranya juga dengan sharing dengan bunda-bunda di IB ini  =)



Alhamdulillah, sekarang keadaan sudah kembali normal dan saya sangat sayang pada Xavier.



Saya sekarang sadar ternyata IMD dan Depresi Pasca Persalinan punya kaitan yang kuat.



Dan saya selalu mengatakan pada teman-teman saya, jangan pernah menghakimi atau berkata negatif tentang bunda yang tidak bisa memberikan ASI untuk buah hatinya.

Karena pasti bunda itu punya alasan tersendiri sehingga dia tidak bisa menyusui bayinya dan

Karena tidak ada seorang bunda pun yang tega untuk sengaja tidak menyusui bayinya padahal dia mampu menyusui.















Edit blog
Ditampilkan sebanyak : 1208
Anda tidak diperbolehkan untuk kirim komentar di blog anda.....
's blog :