Atau login dengan Account Facebook
beritaWaspada dengan Shaken Baby Syndrome(Posted:2011-07-13 17:33:01)
Saat bersama si bayi, seringkali kita dibuat gemas dan ingin bermain dengan mengangkat tubuh si bayi , mengguncang-guncang tubuhnya sambil berekspresi lucu agar si bayi tertawa. Atau bila bayi menangis Anda menggendong dan mengguncang-guncang tubuhnya agar ia terdiam. Tapi tahukah Bunda bahwa tindakan tersebut membahayakan si bayi.
Mengguncang-guncang bayi dapat menimbulkan risiko kerusakan otak bayi, kecacatan permanen seperti kebutaan, sulit bicara hingga menyebabkan kematian. Shaken Baby Syndrome (SBS) merupakan istilah untuk trauma kepala yang disebabkan oleh kekerasan. SBS merupakan cedera otak serius yang ditimbulkan karena bayi diguncang-guncang dengan kuat.
Di Indonesia belum tercatat Angka yang akurat mengenai kasus ini. Namun di Amerika tercatat sekitar 1000 sampai 1500 kasus tiap tahunnya, dan sebagian besar bayi yang mengalami SBS adalah bayi berusia 3-8 bulan.
Mengapa bisa terjadi Shaken Baby Syndrome?
Bayi dengan usia dibawah satu tahun mempunyai otot leher yang lemah dan ukuran kepala lebih besar dibandingkan tubuhnya. Selain itu masih terdapat rongga antara otak dan tempurung tengkorak bayi, dengan mengguncang-guncangnya dapat mengakibatkan gegar otak dan sobeknya pembuluh darah di otak.
Untuk mencegah hal tersebut berikut tipsnya:
- Saat menggendong bayi, sanggalah kepalanya dengan tangan Anda.
- Jangan pernah mengguncang-guncang atau menggoyang bayi, beritahukan kepada seluruh isi keluarga dan pengasuh bayi mengenai bahaya mengguncang-guncang bayi.
- Jangan pernah bermain seolah-olah melempar bayi ke udara.
- Jangan menggendong bayi di punggung (pada backapack) dan diajak jogging bersama Anda.
- Jangan berdekatan dengan bayi jika kondisi emosi Anda sedang tidak bagus. Bila kondisi Anda telah tenang barulah Anda bisa memegang bayi.
- Jika sudah terlanjur secara tidak sengaja mengguncang-guncang bayi Anda segeralah periksakan ke dokter bila terdapat gejala-gejala gangguan kesehatan.
berita lainnya :
Tolong beritahu kami apa pendapat Anda tentang artikel ini Jika Anda tidak melihat kotak komentar silahkan refresh halaman Tweet |
|