Kecelakaan di Tol Jagorawi menewaskan sedikitnya enam orang, yang melibatkan Abdul Qodir Jaelani (Dul), putra musisi Ahmad Dhani dan Maia Estianti, menimbulkan berbagai reaksi di masyarakat. Usia Dul yang masih 13 tahun namun sudah membawa mobil seakan menjadi bukti masih banyak anak di bawah umur yang dibiarkan mengendarai kendaraan bermotor. Dul diduga menyetir mobil dengan kecepatan tinggi meskipun belum memenuhi usia minimum mendapat Surat Izin Mengemudi (SIM).

Sejumlah pihak mempertanyakan sikap Ahmad Dhani serta aparat yang dianggap lalai mengawasi anak di bawah umur yang bebas berkendara di jalan raya sehingga berpotensi mengakibatkan kecelakaan. Ini jadi sorotan yang penting sekali buat aparat yang selama ini seperti membiarkan anak-anak bawah umur berkendara di jalan baik roda dua atau empat, kata psikologi anak, Seto Mulyadi.

Menurut Kepala Bidang Penegakan Hukum Korlantas Polri, Komisaris Besar Polisi Indrajit, kebiasaan berkendara anak bawah umur ini marak, juga karena sikap orang tua yang malah mendukung pelanggaran itu, ada kebanggaan tersendiri bagi orang tua apabila si anak dapat berkendaraan, seperti ungkapan “anak saya masih SD, masih SMP sudah bisa bawa mobil lho.”

Psikolog Seto Mulyadi mengimbau para orang tua agar berdialog dengan anak mengenai disiplin dan patuh pada undang-undang, sementara polisi diharapkan lebih tegas terhadap pengemudi kendaraan bermotor di bawah umur untuk mencegah lebih banyaknya korban gara-gara tidak memiliki SIM.

Orang tua diharapkan bisa secara teratur menyisakan waktu dengan anak untuk saling berdialog. Disanalah orang tua dapat menegaskan kepada anak mengenai budaya keluarga yang disiplin dan patuh pada undang-undang, salah satunya menegaskan semua anak di bawah umur untuk tidak membawa kendaraan sendiri karena berbahaya untuk anak dan orang lain yang berada di jalan.

“Lebih baik mencegah daripada mengobati".