beritaEfek Kekerasan Pada Anak(Posted:2015-07-01 15:30:44) Bunda tentu tidak asing dengan berita tentang kasus Angeline berusia 8 tahun ditemukan meninggal di belakang rumah ibu angkatnya yang berada di Jalan Sedap Malam, No 26, Denpasar, Bali, Rabu, 10 Juni 2015. Angeline adalah sosok anak yang ceria dan periang.Seiring dengan berjalannya waktu dan pertumbuhan Angeline yang telah memasuki usia sekolah dasar, keriangan dan keceriaannya pun memudar semenjak Ia mendapatkan perlakuan kasar dari ibunya baik perkataan maupun perilaku. Angeline cenderung menjadi pendiam dan penyendiri. Berdasarkan data Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPP-PA) bekerjasama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2008, menyebutkan bahwa prevalensi kekerasan terhadap anak 3,02 persen. Artinya, di antara 100 anak terdapat 3 anak yang mengalami kekerasan. Kekerasan seksual merupakan jenis kekerasan terbanyak yang ditemukan. Menurut dr. Anung Sugihantono, M, bahwa Salah satu faktor yang berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak adalah kekerasan pada anak antara lain dampak fisik, psikologis, sosial, dan fungsi kognitif. Kekerasan pada anak akan berdampak trauma yang berkepanjangan. Berikut ini efek kekerasan yang dialami oleh Anak, diantaranya : • Agresif. Biasanya seorang anak akan menunjukan kepada pelaku tindak kekerasan dengan melakukan tindakan agresif atau memukul dan dilakukan ketika berada bersama orang yang dianggap bisa melindunginya itu ada di rumah. Akan tetapi harus diingat juga, Tidak semua sikap agresif anak muncul karena telah mengalami tindak kekerasan. • Murung atau depresi. Kekerasan dapat membuat anak berubah drastis, seperti menjadi anak yang memiliki gangguan tidur dan makan, bahkan disertai dengan penurunan berat badan. Dapat juga membuat Anak menarik diri dari lingkungan yang menjadi sumber trauma dan menjadikannya anak yang pemurung, pendiam dan terlihat kurang ekspresif. • Mudah menangis. Sikap ini ditunjukkan karena anak merasa tidak aman dengan lingkungannya dan ia kehilangan figur yang bisa melindunginya. Kemungkinan besar, anak menjadi sulit percaya dengan orang lain. • Melakukan tindak kekerasan pada orang lain. Ia belajar dari pengalamannya kemudian bereaksi sesuai yang ia pelajari, sebagaimana orang dewasa memperlakukannya dulu. • Secara kognitif dapat mengalami penurunan. Akibat tekanan kekerasan psikologisnya atau bila anak mengalami kekerasan fisik yang mengenai bagian kepala, hal ini bisa saja mengganggu fungsi otaknya. Namun, tidak semua anak korban kekerasan akan mengalami dampak negatif. Ada juga anak yang justru mengambil sisi positif dari kejadian yang pernah ia alami dan ia tidak mau melakukan hal yang sama karena ia juga melihat akibat-akibat yang dia rasakan, dan ia tidak mau itu terulang dengan anaknya nanti. Jadi, apabila bunda mengetahui ada seseorang yang melakukan kekerasan pada anak Bunda atau anak orang lain, cobalah untuk menegur pelaku tersebut, berikan masukan atau informasi mengenai cara menghadapi anak dengan sabar, hentikan dengan paksa bila pelaku masih mekukan kekerasan dan laporkan pada pihak berwajib bila terdapat luka serius akibat dari kekerasan tersebut. berita lainnya :
Tolong beritahu kami apa pendapat Anda tentang artikel ini Jika Anda tidak melihat kotak komentar silahkan refresh halaman Tweet |
|