Atau login dengan Account Facebook
beritaKasus Susu Formula Tercemar Mencuat Kembali(Posted:2008-09-13 11:38:25)
Otoritas China tengah menyelidiki semua susu formula di negeri itu akibat merebaknya kasus kematian seorang bayi dan batu ginjal yang diderita puluhan bayi lainnya. Hal tersebut diduga karena sebagian besar bayi tersebut meminum susu formula bermerek Sanlu.
Perusahaan Sanlu Group Co diperiksa departemen kesehatan setempat menyusul kasus kerusakan ginjal pada 14 bayi yang meminum susu tersebut.
Otoritas China tengah menyelidiki semua susu formula di negeri itu akibat merebaknya kasus kematian seorang bayi dan batu ginjal yang diderita puluhan bayi lainnya. Hal tersebut diduga karena sebagian besar bayi tersebut meminum susu formula bermerek Sanlu. Perusahaan Sanlu Group Co diperiksa departemen kesehatan setempat menyusul kasus kerusakan ginjal pada 14 bayi yang meminum susu tersebut. Perusahaan yang 43 persen dari jumlah sahamnya dimiliki perusahaan asal Selandia Baru, Fonterra, diperintahkan untuk segera menarik 700 ton susu bubuk dari pasaran. Susu formula tersebut telah terkontaminasi bahan melamine (bahan kimia yang ditemukan dalam berbagai produk plastik, pupuk dan pembersih. Ternyata tak hanya pihak otoritas China yang dibuat repot karena masalah ini, peredaran susu formula yang terkontaminasi ini telah menjadi sorotan dunia. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya campur tangan pihak Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang terus melakukan konsultasi dengan otoritas kesehatan China terkait masalah ini. WHO bekerjasama dengan otoritas kesehatan China guna terus memonitor dan mengamati kemungkinan implikasi ke negara lain, karena belum dapat diketahui dengan pasti apakah susu terkontaminasi ini sudah di ekspor ke luar China. Kasus ini kembali mengingatkan kepada skandal susu bayi yang terjadi pada tahun 2004 lalu. Saat dimana setidaknya 13 bayi di Provinsi Anhui, China timur meninggal setelah meminum susu formula palsu. Dikutip dari berbagai sumber berita lainnya :
Tolong beritahu kami apa pendapat Anda tentang artikel ini Jika Anda tidak melihat kotak komentar silahkan refresh halaman Tweet |
|