Pertanyaan yang dilontarkan atas pernyataan yang terdengar mustahil ini ternyata mampu dijawab oleh tim peneliti dari Monash University, Australia, yang baru-baru ini menemukan cara terbaru membuahi sel telur dengan menggunakan bahan genetik dari sel apapun di dalam tubuh, tanpa menggunakan sperma.
Diduga teknik itu sangat bermanfaat bagi pasangan tak subur yang sangat mendambakan hadirnya buah hati.


Para peneliti itu berhasil membuahi sel telur pada tikus dengan menggunakan sel-sel tubuh lainnya, atau dikenal sebagai sel-sel somatik.

Dalam penelitian ini, para peneliti meniru proses yang terjadi pada pembuahan normal, yaitu dua set kromosom X dalam satu sel telur wanita dipisahkan. Salah satunya kemudian dikeluarkan, sedangkan satu set sisanya akan membentuk kombinasi dengan satu set kromosom dari sel sperma pria.

Namun para peneliti belum bisa memastikan apakah embrio-embrio itu dapat hidup dalam waktu yang cukup lama. Hal itu baru bisa diketahui setelah embrio dipindahkan ke dalam rahim calon ibu untuk perkembangan selanjutnya.

Peran penelitian ini diduga cukup besar pada masa mendatang, khususnya untuk meringankan masalah kaum pria yang tidak mampu memiliki anak karena tidak cukup memiliki sel sperma atau sel-sel benih yang berpotensi menjadi sel sperma.

Sebenarnya teknik ini jauh lebih baik dibandingkan teknik kloning, dan secara etis lebih bisa diterima karena kromosom-kromosomnya diperoleh dari dua orang. Selain itu, keinginan setiap orang untuk memiliki anak memang tidak dapat dipungkiri.

Namun, para orang tua juga sebaiknya memikirkan kepentingan si calon anak kelak. Jika cara yang ditempuh ternyata berisiko terhadap perkembangan si calon anak, sebaiknya cara ini dihindari.

sumber : inilah.com